A. Mengingat
Nikmat Allah
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
009. (Dan sungguh jika) huruf Lam di
sini bermakna Qasam (kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka akan menjawab,) dari
lafal Layaquulunna terbuang Nun alamat Rafa'nya, karena jika masih ada, maka
akan terjadilah huruf Nun yang berturut-turut, dan hal ini dinilai jelek oleh
orang-orang Arab. Sebagaimana dibuang pula daripadanya Wawu Dhamir jamak,
tetapi 'Illatnya bukan karena bertemunya dua huruf yang disukunkan ("Semuanya
diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui") jawaban
terakhir mereka adalah, "Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahuilah
yang menciptakan kesemuanya itu." Selanjutnya Allah swt. menambahkan:
الَّذِي جَعَلَ
لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْداً وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلاً لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُون
010. (Yang menjadikan bumi untuk kalian
sebagai tempat menetap) sebagai hamparan yang mirip dengan ayunan bayi (dan
Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kalian) dilalui (supaya
kalian mendapat petunjuk) untuk mencapai tujuan-tujuan di dalam perjalanan
kalian.
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً كَذَلِكَ
تُخْرَجُون
011. (Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar) yang diperlukan oleh kalian, dan Dia tidak menurunkannya dalam bentuk hujan yang sangat besar yang disertai dengan angin topan (lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah) sebagaimana cara menghidupkan itulah (kalian akan dikeluarkan) dari dalam kubur kalian lalu kalian menjadi hidup kembali.
وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ
كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُون
012. (Dan Yang menciptakan makhluk yang
berpasang-pasangan) berbagai jenis makhluk berpasang-pasangan (semuanya,
dan menjadikan untuk kalian kapal) atau perahu-perahu (dan binatang
ternak) misalnya unta (yang kalian tunggangi) di dalam lafal ayat
ini dibuang daripadanya Dhamir yang kembali kepada lafal Ma demi untuk
meringkas, Dhamir tersebut adalah lafal Fihi maksudnya, yang dapat kalian
kendarai.
لِتَسْتَوُوا عَلَى
ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ
وَتَقُولُوا سُبْحانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِين
013. (Supaya kalian dapat duduk) tetap
(di atas punggungnya) Dhamir yang ada pada ayat ini dimudzakkarkan, dan
lafal Zhahr dikemukakan dalam bentuk jamak sehingga menjadi Zhuhur; hal ini
karena memandang makna yang terkandung di dalam lafal Ma (kemudian kalian
ingat nikmat Rabb kalian apabila kalian telah duduk di atasnya dan supaya kalian
mengatakan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya) tidak dapat menguasainya.
Bersyukur adalah ungkapan yang
berisikan pujian kepada Allah SWT. Syukur berarti mengakui segala kebaikan dan
nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, hamba-hamba-Nya.
Banyak cara untuk bersyukur kepada
Allah atas segala nikmat yang telah kita terima. Mulai dari sekadar mengucapkan
alhamdulillahi rabbil alamin sampai mengeluarkan sebagian harta untuk
disedekahkan atau dizakatkan. Yang pasti, tidak ada sebuah ungkapan syukur yang
direalisasikan dengan keburukan-keburukan akhlak dan perilaku. Baik keburukan
yang dilakukan secara individu, apalagi yang dilakukan secara kolektif.
Telah banyak contoh yang diberikan
oleh Allah atas pribadi-pribadi dan kaum-kaum, serta bangsa-bangsa yang
sebelumnya diberi kenikmatan, namun karena masyarakatnya tidak bersyukur, maka
Allah memberikan azab yang tidak terbayangkan.
Sesungguhnya, hakikat bersyukur itu
akan kembali kepada kita sendiri. Allah SWT berfirman, ”Dan barangsiapa
yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri.” (QS An Naml [27]: 40).
Tidaklah Allah SWT akan berkurang
kemuliaan-Nya hanya karena penduduk bumi ini tidak bersyukur kepada-Nya. Tidak
pula akan bertambah tinggi kemuliaan-Nya karena seluruh penduduk bumi ini
bersyukur kepada-Nya. Kemuliaan Allah SWT tidak bergantung kepada kita
hamba-Nya yang lemah.
Begitu banyak nikmat yang telah kita
terima dari Allah SWT. Negara ini telah mendapatkan nikmat lahan yang subur,
kandungan sumber daya alam melimpah, dan masyarakat Muslim yang sangat banyak.
Diri-diri kita telah mendapatkan nikmat hidup berkecukupan, anak-anak yang
sehat dan cerdas, pasangan hidup yang beriman. Bukan itu saja, masih banyak
nikmat-nikmat yang lain, yang jika kita mencoba menghitungnya, niscaya tidak
akan mampu. Allah SWT berfirman, ”Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An Nahl [16]: 18).
Hisablah diri-diri kita dan perilaku
masyarakat bangsa Indonesia tercinta ini. Apakah kita telah berperilaku
layaknya orang-orang yang bersyukur? Apakah masyarakat bangsa ini telah
berperilaku layaknya masyarakat yang bersyukur atas segala nikmat-nikmat Allah
terhadap bangsanya? Jangan-jangan terlalu banyak keburukan yang kita lakukan
secara individu maupun kolektif dan justru terlalu sedikit ungkapan syukur yang
kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat yang banyak ini.
B.
Mensyukuri Nikmat Allah
إِنَّمَا
تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَوْثَاناً وَتَخْلُقُونَ إِفْكاً إِنَّ الَّذِينَ
تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقاً فَابْتَغُوا عِندَ
اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
017.
(Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu) (adalah
berhala-berhala, dan kalian membuat dusta) kalian mengatakan
kebohongan, bahwa berhala-berhala itu adalah sekutu-sekutu Allah. (Sesungguhnya
yang kalian .sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepada
kalian) maksudnya mereka tidak akan mampu memberi rezeki kepada kalian (maka
mintalah rezeki di sisi Allah) yakni mintalah rezeki itu kepada-Nya (dan
sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kalian akan
dikembalikan)
Bersyukur
kepada Allah pada
hakikatnya adalah mengakui bahwasannya segala kenikmatan yang ada pada diri
kita dan semua makhluk ciptaanNya adalah berasal dari Allah Ta'ala. Dalam
bahasa mudahnya bersyukur adalah berterima kasih. Kita seringkali berterima
kasih kepada sesama manusia, tetapi melupakan satu hal yang justru harus kita
lakukan yaitu mensyukuri
nikmat Allahyang ada pada diri kita
semuanya.
Arti syukur dalam harfiah bahasa adalah merupakan pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut (Al Jauhari). Sedangkan pengertian bersyukur dalam agama bahwa syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah"(Madarijus Salikin, 2/244). Ini adalah pengertian syukur menurut Ibnul Qayyim. Dan 3 hal di atas adalah cara mensyukuri nikmat Allah atas diri kita.
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan atau tidak mau untuk menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Kita berlindung kepada Allah dari sifat kufur nikmat ini aamiin. Bila kita pandai dalam mensyukuri nikmat Allah maka hal ini akan mendatangkan nikmat-nikmat Allah lainnya
Ada beberapa tanda-tanda orang yang bersyukur dan tanda tersebut adalah :
a)
Mengakui, memahami, serta menyadari
bahwa Allah-lah yang telah memberikan nikmat. Pengertiannya di sini adalah
bahwa segala nikmat pada dasarnya Allah yang memberikan kepada kita. Manusia
adalah juga merupakan perantara dari Pemberi Nikmat yang sesungguhnya yaitu
Allah. Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang
didapatnya kepada Allah Ta’ala, bukan kepada makhluk atau pun lainnya.
b)
Orang bersyukur akan menunjukkan
dalam bentuk ketaatan kepada Allah. Jadi tanda mensyukuri nikmat Allah adalah
menggunakan nikmat tersebut dengan beribadah dan taat menjalankan ajaran agama.
Keanehan bila orang mengakui nikmat Allah, tetapi tidak mau menjalankan ajaran
agama seperti halnya sholat, enggan belajar agama dan sejenisnya.
Lalu bagaimana kita
tanda bersyukur pada Allah ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita yaitu diantaranya dengan :
1. Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui hati. Cara bersyukur
kepada Allah dengan hati ini maksudnya adalah dengan mengakui, mengimani dan
meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya hanya dari Allah SWT
semata.
2. Mensyukuri nikmat Allah dengan melalui lisan kita. Caranya
adalah dengan kita memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala puji milik Allah)
wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).
3. Mensyukuri nikmat Allah dengan perbuatan kita. Yaitu perbuatan
dalam bentuk ketaatan kita menjalankan segala apa yang diperintah dan menjauhi
segala apa yang dilarangNya. PerintahNya termasuk segala hal yang yang
berhubungan dalam rangka menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah itu
yang bersifat wajib, sunnah maupun mubah.
Anggapan
kebanyakan orang, bersyukur kepada Allah hanya perlu dilakukan pada saat
mendapatkan anugrah besar atau terbebas dari masalah besar adalah hal yang
merupakan suatu kekeliruan yang besar. Padahal jika kita merenung sejenak, maka
kita akan bisa menyadari bahwa kita semua ini dikelilingi oleh nikmat yang
tidak terbatas banyaknya. Dalam hitungan waktu ,setiap detik, setiap menit, dan
seterusnya tercurah kenikmatan dari Allah tak terhenti yang berupa hidup,
kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup.
Mudahnya
adalah segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup telah diberikan oleh
Allah. Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan untuk mengabdi kepada
Allah sebagai rasa syukurnya. Orang-orang yang tidak memperhatikan semua
kenikmatan yang mereka terima, dengan demikian telah mengingkari nikmat
(kufur). Mereka baru mau bersyukur apabila semua kenikmatan telah direnggut
darinya. Contoh mudahnya adalah kesehatan yang tidak pernah diakui sebagai
nikmat baru akan disadari dan syukuri setelah mendapatkan sakit.
Semoga
kita dimudahkan oleh Allah untuk senantisa mensukuri nikmat yang telah
diberikanNya dan menggunakan nikmat tersebut dalam rangka mencari keridhoan
Allah yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan kita..
C. Cara Menyukuri Nikmat
QS. Al-fathir : 3
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ
مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah
pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan
bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari
ketauhidan)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar